Senin, 29 Mei 2017

P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)



P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)

1.    MATERI P3K
a.    Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan P3K
Pemerintah (Depnaker) telah membuat ketentuan – ketentuan  Peraturan perundangan dalam rangka penanggulangan kecelakaan dan sakit mendadak di tempat kerja dengan pelaksanaan P3K, antara lain :
Ø  Undang – Undang No. 1 Tahun 1970
Ø  Permenakertrans No. Per 03/Men/1982
b.    Pengertian – Pengertian tentang :
Ø  P3K adalah merupakan pertolongan pertama yang harus diberikan kepada tenaga kerja yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak di tempat kerja  dengan cepat dan tepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan (dokter/Puskesmas/Rumah Sakit).
Ø  Petugas P3K adalah seseorang yang bertugas memberikan pertolongan pertama kepada korban yang ditunjuk oleh pengusaha dan telah mendapatkan pelatihan P3K dari petugas yang berwenang.
c.    Tujuan
Ø  Pertolongan pertama tersebut dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. P3K diberikan untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cidera/penyakit menjadi lebih parah, mempertahankan daya tahan korban dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Ø  Kondisi fisiologis manusia
Untuk bisa melihat perubahan – perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang mengalami kecelakaan perlu mengetahui kondisi – kondisi normal (fisiologis) dari manusia, diantaranya yaitu :
1)    Pernafasan
2)    Denyut nadi
3)    Tekanan darah
4)    Kesadaran
5)    Turgor (elastisitas kulit)
6)    Reflek

d.    Prinsip dasar tindakan P3K
Memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan atau mengalami sakit dengan tujuan menyelamatkan jiwa korban sering gagal, bahkan jiwa pemberi pertolongan dapat menjadi korban. Hal ini disebabkan karena disamping prinsip – prinsip dasar diabaikan, juga petugas penolong kurang terlatih dan kurang terampil. Prinsip – prinsip dasar yang dimaksud disini adalah :
Ø  Pedoman tindakan dalam berbagai situasi lingkungan dan kondisi korban
Ø  Penolong harus memahami dan terampil mengamankan dirinya sendiri sebelum bertindak menolong korban terutama pada kasus kecelakaan yang melibatkan bahan kimia atau terjadi pada kondisi lingkungan yang sulit dan berbahaya (ketinggian, kedalaman) dengan menggunakan alat pengaman/pelindung yang tepat dan cocok serta prosedur yang benar.
Ø  Amankan segera korban dari suatu gangguan lain disekitar tempat kejadian.
Ø  Tindakan pertolongan yang akan diberikan harus dengan urutan yang paling tepat. Penolong harus mampu menilai dan membaca situasi sebelum memutuskan tindakan apa yang harus didahulukan.
Ø  Usahakan secepat mungkin menghubungi dokter, ambulan, rumah sakit atau yang berwajib sambil pertolongan pertama diberikan.
Ø  Tempat dimana kecelakaan terjadi harus segera diberi tanda agar orang lain tahu tempat itu ada kejadian kecelakaan, dan orang lain yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan memasuki tempat kecelakaan karena mengganggu upaya pertolongan dan yang dilakukan dapat berbahaya bagi orang tersebut.

Ø  Ciri – ciri gangguan pada korban yang harus ditolong termasuk keadaan khusus
Untuk dapat memberikan pertolongan yang tepat maka perlu mengenal ciri – ciri gangguan pada korban. Gangguan dapat bersifat umum yang dapat mempengaruhi keadaan umum seseorang dan dapat  mempengaruhui keadaan umum seseorang dan dapat menyebabkan ancaman maut, dapat bersifat lokal yang mempengaruhi keadaan cidera lebih lanjut dan juga keselamatan nyawa korban. Gangguan umum dan gangguan lokal tersebut antara lain:

Gangguan Umum :
Ø Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh karena benturan atau pukulan pada kepala yang menyebabkan geger/memar otak, sengatan matahari langsung, berada dalam ruangan yang penuh orang sehingga kekurangan zat asam oksigen.
Ø Gangguan peredaran darah yang disebabkan karena perdarahan yang hebat, luka bakar yang luas, rasa nyeri yang hebat, kekurangan cairan tubuh secara cepat, keadaan alergi atau tidak tahan terhadap obat/bahan kimia tertentu.

Gangguan Lokal:
Ø Perdarahan atau luka yang disebabkan karena adanya pembuluh darah terputus atau robek.
Ø Patah tulang yang disebabkan karena adanya benturan atau pukulan.
Ø Luka bakar yang disebabkan karena panas kering,kontak dengan aliran listrik, gesekan dari roda yang berputar, asam dan basa kuat, panas yang basah.

Ø  Kesiapan pertolongan baik tenaga penolong maupun sarana dan peralatan yang diperlukan. Pedoman tindakan :
Ø  Petugas/ personel
Ø  Buku petunjuk
Ø  Kotak P3K
Ø  Alat pengangkut penderita
Ø  Isi kotak P3K
Ø  Kotak khusus dokter
Ø  Transportasi
Ø  Peralatan darurat pada pabrik, seperti pancuran air dan tempat cuci.




Ø  Pelaksanaan P3K
Pertolongan gangguan sirkulasi :
     Gangguan peredaran darah dengan tanda – tanda muka pucat, kulit basah dan dingin nadi cepat dan lemah, pernafasan, cepat dan tak teratur serta gelisah maka diberikan pertolongan dengan cara:
Ø  Bawa korban ke tempat yang teduh dan aman.
Ø  Tidurkan tertentang tanpa bantal atau posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Ø  Longgarkan semua pakaian dan beri selimut agar hangat.
Ø  Apabila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan pasang pembalut.


Pertolongan gangguan pernafasan :
Gangguan pernafasan dapat ditolong dengan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung yang meliputi tahap sebagai berikut :
Ø  Barikan korban terlentang
Ø  Longgarkan pakaian korban
Ø  Bersihkan mulut, hidung dan tenggorokan (dengan jari, pukulan punggung dan tekanan perut). Pada pernafasan buatan dari mulut  kemulut tutup hidung korban dan pada pernafasan buatan dari mulut ke hidung gunakan ibu jari satu tangan untuk menahan dagu dan menekan bibir bawahnagar mulut tertutup.
Ø  Ambil nafas dan berikan 4 kali hembusan nafas dengan cepat sehingga dada korban mengembang.
Ø  Lanjutkan pertolongan nafas 12- 15 kali permenit.
Ø  Sesudah satu menit periksa kembali dan lakukan setiap beberapa menit.
Ø  Jika sudah bernafas awasi pernafasannya dan jika tidak bernafas dilanjutkan bantuan pernafasan.
Apabila nadi tidak teraba atau tidak ada denyut jantung maka dipilih teknik kombinasi antara pernafasan buatan dengan pijit jantung dengan tahapan sebagai berikut:
Ø  Korban berbaring terlentang diatas dasar yang keras dan kuat.
Ø  Kepala korban ditengadahkan
Ø  Letakan salah satu tangan penolong pada dua jari diatas ujung tulang dada korban dan tangan yang lain diletakan diatas tangan yang pertama.
Ø  Dengan kedua telapak tangan tegak lurus terhadap tulang dada dilakukan tekanan dengan bantuan berat badan sebanyak 60 kali permenit.
Ø  Bila penolong hanya seorang dilakukan dulu pernafasan buatan 2 (dua) kali disusul dengan pijatan jantung luar 15 kali dan bila ada dua penolong maka dilakukan bersama – sama dengan perbandingan 1:5
Ø  Setelah beberapa menit lihat dan raba nadi

Pertolongan gangguan pernafasan :
Gangguan kesadaran dengan tanda – tanda keluar keringat dingin, pucat, muntah dan hilang kesadaran, maka dapat diberikan pertolongan dengan cara :
Ø  Angkat penderita ke tempat yang teduh dan baik sirkulasi udaranya.
Ø  Tidurkan terlentang tanpa bantal dan longgarkan semua pakaian.
Ø  Bila penderita muntah, letakan penderita dalam keadaan miring.
Ø  Berikan rangsangan dengan mencium bau - bau misalnya alkohol, amoniak, minyak wangi dan lain – lain.
Ø  Bawa ke dokter, rumah sakit atau poliklinik terdekat.

Pertolongan Pendarahan karena luka :
Perdarahan karena luka nampak dari luar berupa terputusnya pembuluh darah, maka dapat dilakukan pertolongan pertama dengan cara :

Ø  Tekan tempat perdarahan dengan kain kasa 5 – 15 menit dan bila perlu tekan bagian pangkal dari tempat perdarahan.
Ø  Tinggikan anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggi dari jantung.
Ø  Tidurkan korban dengan kepala lebih renda kecuali perdarahan kepala dan sesak nafas.
Ø  Tenangkan korban dan ajak bicara.
Ø  Segera bawa ke dokter, rumah sakit atau poliklinik.


Pertolongan Patah Tulang
Patah tulang dengan tanda – tanda terasa sakit bila ditekan atau digerakan, tampak kelainan bentuk tulang jaringan sekitar bengkak dan nampak penonjolan tulang yang patah. adapun  tindakan pertolongan pertama dapat diberikan dengan cara :
Ø  Bawa korban ke tempat yang aman dengan hati – hati
Ø  Pasang bidai/penyangga dengan hati – hati
Ø  Bila disertai perdarahan maka hentikan perdarahan
Ø  Segera bawa korban kerumah sakit.

Pertolongan Luka Bakar
Luka bakar dan penyakit – penyakit yang disebabkan oleh hawa panas tinggi dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, antara lain :
Ø  Tingkat pertama, hanya terdapat warna merah pada kulit
Ø  Tingkat kedua, terdapat hanya gelembung – gelembung pada kulit tetapi tidak merusak seluruhnya.
Ø  Tingkat ketiga, terdapat penghancuran kulit seluruhnya, dan kemungkinan juga pada organ – organ dalam.

Pertolongan pertama untuk luka bakar sebagai berikut :
Ø  Bebaskan korban dari penyebab luka bakar
Ø  Tanggalkan semua kain yang melekat pada bagian yang terbakar
Ø  Kulit yang terluka bakar segera dilakukan :
§  Pada luka bakar tingkat  pertama, siram/rendam dengan air dingin 10 – 15 menit bila terasa nyeri beri obat anti nyeri.
§  Pada luka bakar tingkat kedua, renda di air bersih, tutup dengan kain bersih/steril, beri balutan longgar, beri obat anti nyeri, beri minum.
§  Pada luka bakar tingkat ketiga, tutup bagian yang terbakar dengan kain atau kasa steril, baringkan korban dengan kepala lebih rendah, perhatikan keadaan umum korban dan kirim kerumah sakit.

Pertolongan bagi korban kontak dengan bahan kimia:
Pada pertolongan pertama yang merupakan hal yang penting adalah korban dan penolong tidak mendapatkan bahaya lebih lanjut, misalnya :

Ø  Korban terkontaminasi pada kulit atau pakaian oleh bahan kimia maka, si korban harus diguyur dahulu dengan air pada waktu melepaskan pakaian korban.
Ø  Korban terkena gas atau asap, maka si penolong harus memakai alat pernafasan.
Ø  Korban diangkat dengan hati – hati dari daerah yang berbahaya kedaerah yang lebih aman.

Kebanyakan kecelakaan oleh karena bahan kimia mengenai korban melalui pernafasan/inhalasi, abssorbsi kulit/mukosa dan ingesti/pencernaan. Cidera kimia adalah berupa terbakarnya jaringan kulit atau selaput lendir yang terkena bahan kimia. Pertolongan kecelakaan yang disebabkan bahan kimia dapat berupa :
Ø  Prinsipnya adalah menghilangkan kontak seminimal mungkin dan mendinginkan kulit untuk mencegah nyerapan.
Ø  Melepas pakaian korban.
Ø  Mengguyur bagian yang terpapar dengan air yang mengalir selama 10 – 15 menit  dan bila pancaran air tersedia si korban harus diletakan dibawah pancara air dan seluruh pakaian harus dibuka dibawah air yang mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paparan Asap Rokok di Tempat Kerja

  Paparan asap rokok selalu dikaitkan dengan penyakit kronis seperti kanker paru – paru, penyakit jantung koroner, dan stroke dan e...