P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)
1.
MATERI
P3K
a.
Peraturan
Perundangan yang berkaitan dengan P3K
Pemerintah (Depnaker) telah membuat
ketentuan – ketentuan Peraturan
perundangan dalam rangka penanggulangan kecelakaan dan sakit mendadak di tempat
kerja dengan pelaksanaan P3K, antara lain :
Ø
Undang
– Undang No. 1 Tahun 1970
Ø
Permenakertrans
No. Per 03/Men/1982
b.
Pengertian
– Pengertian tentang :
Ø
P3K
adalah merupakan pertolongan pertama yang harus diberikan kepada tenaga kerja
yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak di tempat kerja dengan cepat dan tepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan (dokter/Puskesmas/Rumah Sakit).
Ø
Petugas
P3K adalah seseorang yang bertugas memberikan pertolongan pertama kepada korban
yang ditunjuk oleh pengusaha dan telah mendapatkan pelatihan P3K dari petugas
yang berwenang.
c.
Tujuan
Ø
Pertolongan
pertama tersebut dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas
kesehatan lainnya. P3K diberikan untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan
penderitaan korban, mencegah cidera/penyakit menjadi lebih parah,
mempertahankan daya tahan korban dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Ø
Kondisi
fisiologis manusia
Untuk bisa melihat perubahan –
perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang mengalami kecelakaan perlu
mengetahui kondisi – kondisi normal (fisiologis) dari manusia, diantaranya
yaitu :
1)
Pernafasan
2)
Denyut
nadi
3)
Tekanan
darah
4)
Kesadaran
5)
Turgor
(elastisitas kulit)
6)
Reflek
d.
Prinsip
dasar tindakan P3K
Memberikan pertolongan kepada korban
kecelakaan atau mengalami sakit dengan tujuan menyelamatkan jiwa korban sering
gagal, bahkan jiwa pemberi pertolongan dapat menjadi korban. Hal ini disebabkan
karena disamping prinsip – prinsip dasar diabaikan, juga petugas penolong
kurang terlatih dan kurang terampil. Prinsip – prinsip dasar yang dimaksud
disini adalah :
Ø
Pedoman
tindakan dalam berbagai situasi lingkungan dan kondisi korban
Ø
Penolong
harus memahami dan terampil mengamankan dirinya sendiri sebelum bertindak
menolong korban terutama pada kasus kecelakaan yang melibatkan bahan kimia atau
terjadi pada kondisi lingkungan yang sulit dan berbahaya (ketinggian,
kedalaman) dengan menggunakan alat pengaman/pelindung yang tepat dan cocok
serta prosedur yang benar.
Ø
Amankan
segera korban dari suatu gangguan lain disekitar tempat kejadian.
Ø
Tindakan
pertolongan yang akan diberikan harus dengan urutan yang paling tepat. Penolong
harus mampu menilai dan membaca situasi sebelum memutuskan tindakan apa yang
harus didahulukan.
Ø
Usahakan
secepat mungkin menghubungi dokter, ambulan, rumah sakit atau yang berwajib
sambil pertolongan pertama diberikan.
Ø
Tempat
dimana kecelakaan terjadi harus segera diberi tanda agar orang lain tahu tempat
itu ada kejadian kecelakaan, dan orang lain yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan memasuki tempat kecelakaan karena mengganggu upaya pertolongan
dan yang dilakukan dapat berbahaya bagi orang tersebut.
Ø
Ciri
– ciri gangguan pada korban yang harus ditolong termasuk keadaan khusus
Untuk dapat memberikan pertolongan
yang tepat maka perlu mengenal ciri – ciri gangguan pada korban. Gangguan dapat
bersifat umum yang dapat mempengaruhi keadaan umum seseorang dan dapat mempengaruhui keadaan umum seseorang dan
dapat menyebabkan ancaman maut, dapat bersifat lokal yang mempengaruhi keadaan
cidera lebih lanjut dan juga keselamatan nyawa korban. Gangguan umum dan
gangguan lokal tersebut antara lain:
Gangguan Umum :
Ø
Gangguan
pernafasan yang disebabkan oleh karena benturan atau pukulan pada kepala yang
menyebabkan geger/memar otak, sengatan matahari langsung, berada dalam ruangan
yang penuh orang sehingga kekurangan zat asam oksigen.
Ø
Gangguan
peredaran darah yang disebabkan karena perdarahan yang hebat, luka bakar yang
luas, rasa nyeri yang hebat, kekurangan cairan tubuh secara cepat, keadaan
alergi atau tidak tahan terhadap obat/bahan kimia tertentu.
Gangguan Lokal:
Ø
Perdarahan
atau luka yang disebabkan karena adanya pembuluh darah terputus atau robek.
Ø
Patah
tulang yang disebabkan karena adanya benturan atau pukulan.
Ø
Luka
bakar yang disebabkan karena panas kering,kontak dengan aliran listrik, gesekan
dari roda yang berputar, asam dan basa kuat, panas yang basah.
Ø
Kesiapan
pertolongan baik tenaga penolong maupun sarana dan peralatan yang diperlukan.
Pedoman tindakan :
Ø
Petugas/
personel
Ø
Buku
petunjuk
Ø
Kotak
P3K
Ø
Alat
pengangkut penderita
Ø
Isi
kotak P3K
Ø
Kotak
khusus dokter
Ø
Transportasi
Ø
Peralatan
darurat pada pabrik, seperti pancuran air dan tempat cuci.
Ø
Pelaksanaan
P3K
Pertolongan gangguan sirkulasi :
Gangguan
peredaran darah dengan tanda – tanda muka pucat, kulit basah dan dingin nadi
cepat dan lemah, pernafasan, cepat dan tak teratur serta gelisah maka diberikan
pertolongan dengan cara:
Ø
Bawa
korban ke tempat yang teduh dan aman.
Ø
Tidurkan
tertentang tanpa bantal atau posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Ø
Longgarkan
semua pakaian dan beri selimut agar hangat.
Ø
Apabila
ada perdarahan hentikan perdarahan dengan pasang pembalut.
Pertolongan gangguan pernafasan :
Gangguan pernafasan dapat ditolong
dengan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung yang
meliputi tahap sebagai berikut :
Ø
Barikan
korban terlentang
Ø
Longgarkan
pakaian korban
Ø
Bersihkan
mulut, hidung dan tenggorokan (dengan jari, pukulan punggung dan tekanan perut).
Pada pernafasan buatan dari mulut
kemulut tutup hidung korban dan pada pernafasan buatan dari mulut ke
hidung gunakan ibu jari satu tangan untuk menahan dagu dan menekan bibir
bawahnagar mulut tertutup.
Ø
Ambil
nafas dan berikan 4 kali hembusan nafas dengan cepat sehingga dada korban
mengembang.
Ø
Lanjutkan
pertolongan nafas 12- 15 kali permenit.
Ø
Sesudah
satu menit periksa kembali dan lakukan setiap beberapa menit.
Ø
Jika
sudah bernafas awasi pernafasannya dan jika tidak bernafas dilanjutkan bantuan
pernafasan.
Apabila nadi tidak teraba atau tidak
ada denyut jantung maka dipilih teknik kombinasi antara pernafasan buatan
dengan pijit jantung dengan tahapan sebagai berikut:
Ø
Korban
berbaring terlentang diatas dasar yang keras dan kuat.
Ø
Kepala
korban ditengadahkan
Ø
Letakan
salah satu tangan penolong pada dua jari diatas ujung tulang dada korban dan
tangan yang lain diletakan diatas tangan yang pertama.
Ø
Dengan
kedua telapak tangan tegak lurus terhadap tulang dada dilakukan tekanan dengan
bantuan berat badan sebanyak 60 kali permenit.
Ø
Bila
penolong hanya seorang dilakukan dulu pernafasan buatan 2 (dua) kali disusul
dengan pijatan jantung luar 15 kali dan bila ada dua penolong maka dilakukan
bersama – sama dengan perbandingan 1:5
Ø
Setelah
beberapa menit lihat dan raba nadi
Pertolongan gangguan
pernafasan :
Gangguan
kesadaran dengan tanda – tanda keluar keringat dingin, pucat, muntah dan hilang
kesadaran, maka dapat diberikan pertolongan dengan cara :
Ø
Angkat
penderita ke tempat yang teduh dan baik sirkulasi udaranya.
Ø
Tidurkan
terlentang tanpa bantal dan longgarkan semua pakaian.
Ø
Bila
penderita muntah, letakan penderita dalam keadaan miring.
Ø
Berikan
rangsangan dengan mencium bau - bau misalnya alkohol, amoniak, minyak wangi dan
lain – lain.
Ø
Bawa
ke dokter, rumah sakit atau poliklinik terdekat.
Pertolongan Pendarahan karena luka :
Perdarahan
karena luka nampak dari luar berupa terputusnya pembuluh darah, maka dapat
dilakukan pertolongan pertama dengan cara :
Ø
Tekan
tempat perdarahan dengan kain kasa 5 – 15 menit dan bila perlu tekan bagian
pangkal dari tempat perdarahan.
Ø
Tinggikan
anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggi dari jantung.
Ø
Tidurkan
korban dengan kepala lebih renda kecuali perdarahan kepala dan sesak nafas.
Ø
Tenangkan
korban dan ajak bicara.
Ø
Segera
bawa ke dokter, rumah sakit atau poliklinik.
Pertolongan Patah Tulang
Patah tulang dengan tanda – tanda terasa
sakit bila ditekan atau digerakan, tampak kelainan bentuk tulang jaringan
sekitar bengkak dan nampak penonjolan tulang yang patah. adapun tindakan pertolongan pertama dapat diberikan
dengan cara :
Ø
Bawa
korban ke tempat yang aman dengan hati – hati
Ø
Pasang
bidai/penyangga dengan hati – hati
Ø
Bila
disertai perdarahan maka hentikan perdarahan
Ø
Segera
bawa korban kerumah sakit.
Pertolongan Luka Bakar
Luka bakar dan penyakit – penyakit yang
disebabkan oleh hawa panas tinggi dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, antara
lain :
Ø
Tingkat
pertama, hanya terdapat warna merah pada kulit
Ø
Tingkat
kedua, terdapat hanya gelembung – gelembung pada kulit tetapi tidak merusak
seluruhnya.
Ø
Tingkat
ketiga, terdapat penghancuran kulit seluruhnya, dan kemungkinan juga pada organ
– organ dalam.
Pertolongan
pertama untuk luka bakar sebagai berikut :
Ø
Bebaskan
korban dari penyebab luka bakar
Ø
Tanggalkan
semua kain yang melekat pada bagian yang terbakar
Ø
Kulit
yang terluka bakar segera dilakukan :
§
Pada
luka bakar tingkat pertama, siram/rendam
dengan air dingin 10 – 15 menit bila terasa nyeri beri obat anti nyeri.
§
Pada
luka bakar tingkat kedua, renda di air bersih, tutup dengan kain bersih/steril,
beri balutan longgar, beri obat anti nyeri, beri minum.
§
Pada
luka bakar tingkat ketiga, tutup bagian yang terbakar dengan kain atau kasa
steril, baringkan korban dengan kepala lebih rendah, perhatikan keadaan umum
korban dan kirim kerumah sakit.
Pertolongan bagi korban kontak dengan
bahan kimia:
Pada pertolongan pertama yang
merupakan hal yang penting adalah korban dan penolong tidak mendapatkan bahaya
lebih lanjut, misalnya :
Ø
Korban
terkontaminasi pada kulit atau pakaian oleh bahan kimia maka, si korban harus
diguyur dahulu dengan air pada waktu melepaskan pakaian korban.
Ø
Korban
terkena gas atau asap, maka si penolong harus memakai alat pernafasan.
Ø
Korban
diangkat dengan hati – hati dari daerah yang berbahaya kedaerah yang lebih
aman.
Kebanyakan kecelakaan oleh karena
bahan kimia mengenai korban melalui pernafasan/inhalasi, abssorbsi kulit/mukosa
dan ingesti/pencernaan. Cidera kimia adalah berupa terbakarnya jaringan kulit
atau selaput lendir yang terkena bahan kimia. Pertolongan kecelakaan yang
disebabkan bahan kimia dapat berupa :
Ø
Prinsipnya
adalah menghilangkan kontak seminimal mungkin dan mendinginkan kulit untuk
mencegah nyerapan.
Ø
Melepas
pakaian korban.
Ø
Mengguyur
bagian yang terpapar dengan air yang mengalir selama 10 – 15 menit dan bila pancaran air tersedia si korban
harus diletakan dibawah pancara air dan seluruh pakaian harus dibuka dibawah
air yang mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar